Hasil tanggapan analisis figur kayon gaya surakarta

Kesenian  wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adi luhung(utama) pada pertunjukan dan sastra, tapi juga pada aspek bentuknya.

Awal kemunculan figur kayon pada tahun 1522M/1443S yang ditemukan oleh Sunan kalijaga kemudian pada figur kayon 2 muncul bentuk baru yang ditemukan oleh Sri Susuhunan Paku buwono II dan kemudian pada perkembangan bentuk figur terdapat pada tahun 1856M Koleksi NMVW.

Metode Penelitian yang digunakan pada kajian tersebut yaitu Metode Fenomenologi dengan fokus penelitian figur kayon gaya Surakarta, yang didukung dengan data oral dari informan penelitian.

Pada bagian kaidah bentuk figur kayon, digunakan teori golden ratio untuk menghitung bidang ideal kayon. Selain bentuk kayon peneliti juga mengkaji wondo kayon yang dimana diasumsikan wondo kayon memiliki bentuk gempal sedangkan kayon  wondo lanang memiliki bentuk ramping.

Setelah saya menonton presentasi yang dibuat oleh Dr. Pandu Pramudita,S.Pd.,MA. tidak hanya sekedar kertas yang berbentuk segitiga lalu di hias tapi ternyata semua itu ada filosofinya tersendiri dan juga makna tersendiri namun bahasa yang digunakan pada presentasi tersebut terlalu ilmiah yang sulit dimengerti oleh masyarakat  namun saya paham karena semua itu digunakan dalam pengkajian untuk mendapatkan gelar Doktor. 

Mungkin sekian penjelasan dari saya, kalo ada kata-kata saya yang salah, mohon dimaafkan karena kesempurnaan hanya milik tuhan semata.

Naufal Cahya Ghufron


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mitos, Metafora, Metonimi Encanto

Kenangan yang tidak akan dilupakan

Abstrak penelitian film Encanto